Menangis
adalah mekanisme biologis yang efektif untuk bertahan hidup. Dalam satu studi
pada 1950, lllingworth membandingkan 50 “bayi yang sering kolik” dengan 50 bayi
yang tidak perah menasngis, dan mengikuti perkembangannya selama enam bulan.
Ternyata bayi yang banyak menangis mengalami pertambahan berat badan rata-rata
lebih tinggi dibandung mereka yang jarang menangis, karena bayi yang sering
menangis lebih banyak disusui oleh arang tuanya. Sebagai orang dewasa, kita
telah terprogram secara biologis untuk menanggapi tanda peringatan dari
tangisan bayi. Tangisan itu tak hanya menyampaikan pesan-pesan logis, seperti
“Aku membutuhkanmu” atau “Aku lapar”, tetapi juga sekumpulan tanda lainnya yang
kita, dan seluruh serat tubuh tanggapi secara emosional.
a. Mengantuk
Jika
bayi menangis sebelum waktu tidurnya atau sedikit lebih awal dari waktu
tidurnya atau malah lebih larut dari biasanya mungkin saja ia mengalami
kelelahan. Berpergian, bermain diluar rumah, atau banyaknya tamu yang datang
dapat menyebabkan si bayi butuh untuk tidur lebih cepat.
b. Lapar
Walaupun
sepertinya bagi sang ibu ia baru saja memberikan makanan untuk si bayi, bayi
itu mungkin saja masih merasa lapar. Bayi yang mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat dan jumlah makanan yang mengenyangkan kemarin mungkin tidak akan
cukup untuk hari ini. jika ia berhenti menangis setelah anda menambahkan
makanannya, berarti ia berusaha memberi tahu anda bahwa ia sedang lapar.
c. Bosan
Seperti
para orang dewasa, bayi pun dapat merasa bosan. Orang dewasa mempunyai berbagai
car untuk menyalurkan ketegangan saat merasa bosan atau frustasi. Orang dewasa
dapat menonton TV, mendengarkan musik, bekerja serta menyalurkan tenaga untuk
berkarya, apakah itu proyek “mandiri” atau bentuk kegiatan kretaif lainnya.
Bagi bayi, satu-satunya upaya untuk melepaskan ketegangan adalah menangis.
Itulah satu-satunya cara bagi bayi untuk melepaskan diri dari ketegangan yang
bersumber pada ketidakberdayaan, serta ketegangan yang dipaksakan secara
budaya. Setelah menangis biasanya si bayi pun akan merasa lebih baik. Sebagai
orang tua cara yang palung tepat dilakukan adalah menunjukkan pada si bayi
bahwa langit-langit bukanlah satu-satunya benda yang dapat dilihat.
d. Stimulasi
yang Berlebihan
Kadang-kadang
para orang tua tidak menyadari bahwa stimulasi yang diberikan pada bayinya berlebihan.
Televisi yang dinyalakan, kakak yang sibuk dengan walkie talkie-nya, atau telepon seluler yang berdering diatas
selimutnya membuat bayi pusing. Ada kalanya ketika orang dewasa merasa pusing
maka ia akan berteriak, “Semuanya diam!” atau mengatakan sesuatu yang bisa
menyinggung perasaan. Bayi pun begitu, ia menangis untuk mengekspresikan
kekesalannya. Jika sudah begitu, bawalah bayi keruangan yang lebih tenang dan
biarkan dia memusatkan perhatian pada satu hal disatu waktu. Temani si bayi dan
ajak ia berbicara atau bernyanyi dengan suara lemah lembut selama beberapa
menit.
e. Kesepian
Kadangkala,
kita semua merasa ingin dipeluk. Ada yang mengatakan bahwa pelukan dapat
memberikan perasaan aman seperti yang kita rasakan didalam kandungan ibu. Oleh
karena itu tidaklah mengejutkan jika beberapa bayi senang merasakan kehangatan
pelukan dan suara detak jantung yang teratur. Angkat bayi dan peluklah. Atau
berbaringlah dilantai atau sofa sehingga detak jantung anda dan bayi seirama
f. Kolik
Bayi
sering menangis terus-menerus setiap malam selama beberapa jam ia tidak dapat
ditenangkan. Kemungkinan besar tangisannya disebabkan oleh kolik. Tanda-tanda
menderita kolik adalah perutnya terasa keras, kaki kaku, dan wajah kemerahan.
Tidak ada yang tahu penyebab kolik secara pasti. Beberapa orang mengatakan
kolik dosebabkan oleh masuk angin, sedangkan yang lain mengatakan kolik terjadi
karena bayi adalah makhluk super-sensitif terhadap hal-hal sekitar mereka.
g. Tidak
nyaman
Pastikan
bayi menangis bukan karena merasa kepanasan, kedinginan, terjeat sesuatu, atau
tidak sengaja kejatuhan mainan yang keras seperti balok plasti.
h.
Penyakit
Ketika bayi Anda sakit, dia mungkin menangis
dengan erangan yang lemah. Itu adalah caranya berkata, “Aku merasa sedih.”
Jika bayi Anda terlihat sakit, ukurlah suhu badannya dan konsultasikan dengan
dokter keluarga Anda. Anda terutama harus segera memeriksakannya bila dia
menolak minum susu, mengalami masalah pernafasan, demam, muntah (gumoh), perut kembung, kejang dan
gejala lainnya.
Dalam buku Sheila Kitzinger penulis novel
Anne Enright yang menulis sebuah buku yang lucu dan cerdas mengenai bayi,
berkomentar tentang tangisan bayi:
Sepuluh menit lengkingan adalah sepulih menit terlama yang kau jalani.
Itu adalah enam ratus keluhan, enam ratus kegagalan, enam ratus penolakan, enam
ratus penolakan, enam ratus ketidakberdayaanmu dihadapan orang lain yang putus
asa.
Dan anda terlibat dalam setiap “ho waa”, anda mengerti. Anda merunduk
dan menggendongnya, dan anda melakukan sebaik-baiknya sebanyak enam ratus kali.
Pada setiap tarikan napas, pikiran anda menggelora penuh simpati dan dengan
satu permohonan yang nyaris tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Cep, cep, cep, cep, cep, cep,
Nggak ‘pa-pa, Nggak ‘pa-pa, Nggak ‘pa-pa.
Udah sayang... oo cep, udah, udah, udah,
Udah, udah, Shhh, Shhh ya.. udah ya, Nak.. stop ya
Sayang.. adek nggak k’napa-napa kok
Udah ya, udah dong cep cep cep cep cep..
Oh shh, ya, shh ya.. apa sih nak?
Nggak ada apa-apa kok cep ya sayang.. anak ibu hebat kok
Cep cep cep ya sayang.. shh sayang
Dari kalimat tersebut para ibu diharapkan
bisa bertahan dan menyesuaikan diri. Mereka diharapkan secara naluriah tahu apa
yang harus dilakukan pada bayinya, dan menomor duakan perasaannya sendiri demi
menjalankan kewajiban sebagai ibu yang baik. Selain itu, mereka juga diharapkan
tahu bagaimana menimang dan menyusui segera setelah melahirkan.
Orang sering menyarankan untuk meletakkan
bayi menangis diruangan yang gelap, sepi dan tidak terdengar. Pengisolasian dan
tidak memberi stimulasi adalah jawabannya. Walaupun hal ini dapat diterapkan
bagi banyak bayi, sangatlah menyedihkan bila jalan satu-satunya yang kita
ketahui untuk menangkan bayi adalah mengisolasinya dari semua kontak dengan
manusia dan bersikap seakan-akan ia tidak ada. Walaupun terkadang hal demikian
itu penting untuk ketenangan pikiran ibu, secara umum itu adalah nasihat penuh
keputuasaan.
Naomi Satdlem, seorang psikoterapis yang
bekerja menangani ibu-ibu baru dan bayi baru menulis:
Biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan sebelum bayi merasa yakin
bahwa sang ibu akan datang untuk menghiburnya. Prosesnya membutuhkan waktu.
Sedikit demi sedikit ibu dan bayi saling menyesuaikan dengan baik—ibu belajar
behwa bayinya merespon perlakuan menyenangkan yang begini atau begitu; bayi pun
belajar mengharapkann serangkaian tindakan kecil; dan sang ibu mengenali
tangisan bayinya bahwa ia menharapkan sesuatu. Suatu hubungan kepercayaan
berkembang, dan berlanjut ke masa kanak-kanak.
Bagaimana cara menghentikan tangisan bayi pada malam
hari?
Langkah-langkah yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut:
- Peluklah si kecil hingga ia merasa nyaman dan aman. Kemudian usap-usaplah dengan sedikit tekanan pada perutnya. Boleh gunakan minyak telon sebagai penghangat.
- Bila Anda mudah lelah, gendong si kecil dengan menggunakan alat gendong bayi. Upayakan bayi sedekat mungkin berada dalam dekapan Anda sehingga terjadi kontak kulit ke kulit antara Anda dan bayi.
- Pastikan keperluannya terpenuhi. Kalau ia lapar, segera susui. Atau, jika popoknya basah, segera ganti.
- Menenangkan bayi dengan memangkunya sambil duduk di kursi goyang juga dapat dilakukan. Bayi senang diayun-ayun, apalagi sambil dipeluk. Bila perlu, pergilah bermobil dengan bayi agar ia tenang kembali. Tapi berhati-hatilah, bisa menjadi kebiasaan pada si kecil, ketika menangis harus diajak muter-muter dengan mobil/motor baru menangisnya reda atau berhenti.
- Bila menangisnya karena kolik dan terjadi menjelang sore, Anda bisa langsung memandikannya dengan air hangat sambil mengusap-usap perutnya agar si bayi merasa relaks.
- Jangan sekali-kali meninggalkan bayi saat ia menangis. Biasanya tangis bayi akan berkurang bila ia merasakan kehadiran ibunya pada saat menangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar