Kamis, 06 Desember 2012

teori whole languange



WHOLE LANGUAGE DAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENYELURUH (WHOLE LANGUAGE) DAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA MENYELURUH (WHOLE LANGUAGE)

  1. Teori pembelajaran bahasa menyeluruh
Konsep bahasa menyeluruh telah diperkenalkan oleh Jerome Harrte dan Carolyn Burke pada tahun 1977, sesudah itu Doroty Waston menyusul dengan istilah ”Teacher Whole Languge” (TAWL) pada tahun 1978 kemudian Ken Goodman memperkenalkan kaidah ini dengan nama ”Whole Language Comperhension Centered Reading Program” pada tahun 1979.
Konsep bahasa menyeluruh telah digunakan pada anak usia dini (anak usia pra sekolah dan SD kelas rendah) dalam pengembangan bahasa anak. Kaidah ini ternyata telah berhasil dan membantu anak-anak memahami bahasa secara menyeluruh. Menurut Ferguson (dalam pendidikan bahasa dan sastra di kelas rendah, 2006:119) bahwa kaidah bahasa menyeluruh sangat penting untuk meningkatkan keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis diawali dengan pembelajaran perilaku bahasa yang alamiah yaitu bercakap-cakap.
Sedangkan menurut Cullinan (dalam pendidikan bahasa dan sastra dikelas rendah, 2006:119) mengidentifikasikan bahwa kaidah ini berpusat pada bacaan atau program gabungan seni bahasa yang bermakna dan berfungsi. Bergeron dalam (pendidikan bahasa dan sastra di kelas rendah, 2006:119) mengidentifikasikan bahasa menyeluruh sebagai suatu konsep terdiri dari 2 unsur pendukung yaitu perkembangan bahasa dan pendekatan pengajaran.
Berdasarkan pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan bahasa menyeluruh mempunyai ciri-ciri:
a. Menyeluruh (Whole/Coorperative Experiences)
b. Bermakna (Meaningful)
c. Berfungsi (Function)
d. Alamiah (Natural)
  1. Materi pembelajaran
Model pembelajaran bahasa menyeluruh, sangat tepat digunaan dalam belajar bahasa indonesia di kelas rendah (I, II), oleh karena itu, sebelum guru merancang pembelajaran, sebaiknya memahami dan menganalisis terlebih dahulu materi pokok bahasa di kelas rendah tersebut.
  1. Desain pembelajaran
Dari uraian tentang konsep bahasa (Whole Language) maka tujuan model pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan tersebut sebagai berikut:
Mengintegrasikan seluruh keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis) dan komponen kebahasaan (tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat dan tata makna) juga penggunaan multimedia, selanjutnya dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman lingkungan dan pengembangan fisik, sosial, mental, intelektual dan emosi anak.
Aspek-aspek tersebut diikat dan dipadukan dengan bahan pembelajaran materi pokok kurikulum. Sesuai tuntutan kurikulum, kompetensi guru dan standar kompetensi siswa sekolah dasar serta karakteritik anak dan geografis yang beragam. Dengan demikian perlu dirancang pembelajaran yang sifatnya menyeluruh, terpadu dan fleksibel.
Jadi Whole Language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang secara utuh (menyeluruh). Melalui pendekatan ini pembelajaran dilaksanakan secara konstektual, logis, kronologis, dan komunikatif. Dalam pendekatan ini terjadi hubungan interaktif antara 4 ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Rancangan atau desain model pembelajaran sebagai berikut :
  1. Persiapan : tema, kebahasaan, KD, hasil belajar, indikator, materi pokok, media, organisasi pembelajaran, evaluasi.
  2. Pembelajaran : diskusi tema, organisasi dan presentasi
  3. Pembelajaran : presentasi dan evaluasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar