WHOLE
LANGUAGE DAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
MENYELURUH (WHOLE LANGUAGE) DAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA MENYELURUH (WHOLE LANGUAGE)
- Teori pembelajaran bahasa menyeluruh
Konsep bahasa menyeluruh telah
diperkenalkan oleh Jerome Harrte dan Carolyn Burke pada tahun 1977, sesudah itu
Doroty Waston menyusul dengan istilah ”Teacher Whole Languge” (TAWL)
pada tahun 1978 kemudian Ken Goodman memperkenalkan kaidah ini dengan nama ”Whole
Language Comperhension Centered Reading Program” pada tahun 1979.
Konsep bahasa menyeluruh telah
digunakan pada anak usia dini (anak usia pra sekolah dan SD kelas rendah) dalam
pengembangan bahasa anak. Kaidah ini ternyata telah berhasil dan membantu
anak-anak memahami bahasa secara menyeluruh. Menurut Ferguson (dalam pendidikan
bahasa dan sastra di kelas rendah, 2006:119) bahwa kaidah bahasa menyeluruh
sangat penting untuk meningkatkan keterampilan mendengar, berbicara, membaca
dan menulis diawali dengan pembelajaran perilaku bahasa yang alamiah yaitu
bercakap-cakap.
Sedangkan menurut Cullinan (dalam
pendidikan bahasa dan sastra dikelas rendah, 2006:119) mengidentifikasikan
bahwa kaidah ini berpusat pada bacaan atau program gabungan seni bahasa yang
bermakna dan berfungsi. Bergeron dalam (pendidikan bahasa dan sastra di kelas
rendah, 2006:119) mengidentifikasikan bahasa menyeluruh sebagai suatu konsep
terdiri dari 2 unsur pendukung yaitu perkembangan bahasa dan pendekatan
pengajaran.
Berdasarkan pendapat tokoh diatas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan bahasa menyeluruh mempunyai ciri-ciri:
a. Menyeluruh (Whole/Coorperative
Experiences)
b. Bermakna
(Meaningful)
c. Berfungsi
(Function)
d. Alamiah
(Natural)
- Materi pembelajaran
Model pembelajaran bahasa menyeluruh, sangat
tepat digunaan dalam belajar bahasa indonesia di kelas rendah (I, II), oleh
karena itu, sebelum guru merancang pembelajaran, sebaiknya memahami dan
menganalisis terlebih dahulu materi pokok bahasa di kelas rendah tersebut.
- Desain pembelajaran
Dari uraian tentang konsep bahasa (Whole
Language) maka tujuan model pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan
pendekatan tersebut sebagai berikut:
Mengintegrasikan seluruh keterampilan
berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis) dan komponen kebahasaan
(tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat dan tata makna) juga penggunaan
multimedia, selanjutnya dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman lingkungan dan
pengembangan fisik, sosial, mental, intelektual dan emosi anak.
Aspek-aspek tersebut diikat dan dipadukan
dengan bahan pembelajaran materi pokok kurikulum. Sesuai tuntutan kurikulum,
kompetensi guru dan standar kompetensi siswa sekolah dasar serta karakteritik
anak dan geografis yang beragam. Dengan demikian perlu dirancang pembelajaran
yang sifatnya menyeluruh, terpadu dan fleksibel.
Jadi Whole Language adalah suatu
pendekatan pembelajaran bahasa yang secara utuh (menyeluruh). Melalui
pendekatan ini pembelajaran dilaksanakan secara konstektual, logis, kronologis,
dan komunikatif. Dalam pendekatan ini terjadi hubungan interaktif antara 4
ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Rancangan atau desain model
pembelajaran sebagai berikut :
- Persiapan : tema, kebahasaan, KD, hasil belajar, indikator, materi pokok, media, organisasi pembelajaran, evaluasi.
- Pembelajaran : diskusi tema, organisasi dan presentasi
- Pembelajaran : presentasi dan evaluasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar